Ciptakan Sentra Ekonomi Budidaya Kerapu di Situbondo, Bank Jatim Bersama ICCO & Yayasan Penabulu Sepakat Tanda tangani PKS

Date: 05 februari 2015

Kategori :


bankjatim tandatangani PKS dengan ICCO

Sektor agrobisnis dan ekonomi lainnya yang berbasis kerakyatan di era pemerintahan Indonesia saat ini tengah menjadi primadona. Dengan adanya perhatian untuk lebih meningkatkan kesejahteraan hidup masyakat dan pelaku ekonomi hingga sampai pada level terbawah seperti petani, nelayan dan sebagainya memberikan angin segar untuk kebangkitan ekonomi Indonesia.

Salah satu yang tampak saat ini adalah bagaimana ekonomi disektor kelautan mulai bangkit kembali. Kebijakan pemerintah saat ini yang sangat mendukung hasil laut wilayah Indonesia untuk kepentingan produksi ataupun konsumsi dalam negeri, diyakini akan mampu memberikan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat ataupun pelaku ekonomi disektor tersebut.

Sejalan dengan kondisi tersebut, Selasa (3/2),  bankjatim dengan ICCO (Interchruch Organization for Development Cooperation) dan Yayasan Penabulu melakukan perjanjian kerjasama dalam hal pengembangan budidaya kerapu di keramba jaring apung, Situbondo. Dalam perjanjian kerjasama ini bankjatim sepakat akan memberikan penyaluran kredit untuk kepentingan pengembangan program budidaya kerapu di Kabupaten Situbondo tersebut.

Latar belakang penandatanganan PKS ini sebenarnya berawal dari komitmen Pemerintah Indonesia melalui Bappenas dengan Pemerintah Australia untuk membantu masyarakat Indonesia khususnya Jawa Timur dalam mengembangkan sektor agrobisnis melalui program AIP-PRISMA (Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural Income Through Support for Marketing in Agriculture).

AIP-PRISMA sendiri merupakan sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli market development yang bekerja untuk meningkatkan daya saing seluruh pelaku usaha sektor agrobisnis di wilayah Indonesia yang telah pengalaman di berbagai Negara.

Untuk melaksanakan kegiatan di Indonesia, AIP-PRISMA menggandeng ICCO (Interchurch Organization for Development Cooperation) yang merupakan lembaga swadaya masyarakat internasional nirlaba dari Belanda yang fokus dalam bidang sosial dan memiliki tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat diseluruh dunia.

Adapun Yayasan Penabulu adalah pihak ketiga yang merupakan mitra kerja yang dipilih oleh ICCO dalam memberikan pelatihan dan pendampingan langsung kepada nelayan di keramba jaring apung.

Direktur Agrobisnis & Usaha Syariah bankjatim Tony Sudjiaryanto mengatakan melalui kerjasama ini diharapkan dapat memunculkan sentra penghasil kerapu unggulan di Jawa Timur yaitu Situbondo.

“Sebagaimana kita ketahui budi daya kerapu tergolong sulit untuk diterapkan, untuk saat ini saja di wilayah Indonesia yang telah berhasil dalam melakukan budi daya adalah Bali. Oleh karena itu dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat memunculkan sentra ekonomi penghasil ikan kerapu lainnya di daerah Jawa Timur yaitu di Situbondo, mengingat kondisi alam yang tidak jauh berbeda dengan Bali, “Jelas Tony.

Tony juga menambahkan dengan terjalinnya kerjasama antara bankjatim dan ICCO dan AIP-PRISMA ini, tidak menutup kemungkinan kedepannya akan adalagi kerjasama disektor ekonomi lainnya sebagaimana concern kedua lembaga tersebut dalam bidang agrobisnis seperti perkebunan kelapa, budidaya ikan, budidaya rumput laut, tanaman kopi, kacang mente, produksi daging sapi dan lain sebagainya.

bankjatim sangat terbuka dalam melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, terlebih kerjasama tersebut sejalan dengan visi maupun misi bankjatim, kami harap kerjasama ini dapat ditingkatkan agar dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia khususnya Jawa Timur, “ungkap Tony. (cap)